Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan yang melimpah. Menurut HPLI indonesia menduduki peringkat ke-25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar di dunia dengan potensi 43 milyar barrel/hari dan peringkat ke-21 sebagai negara penghasil minyak mentah terbesar sekitar 1 juta barrel/hari. Sayangnya hal itu tidak menjadikan negara Indonesia bebas dari krisis BBM. Ya baru saja Indonesia mengalami masalah tersebut. Lantas, hal apakah yang mengakibatkan terjadinya krisis BBM. Kelangkaan BBM terjadi akibat semakin menipisnya jumlah minyak dunia. Hal inilah yang menyebabkan harga minyak dunia semakin melambung. Ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil menjadikan Indonesia menjadi negara ke-22 sebagai negara pengonsumsi minyak terbesar, sekitar 1 juta barrel/hari. Penggunaan yang tidak efisien juga merupakan peyebab terjadinya kelangkaan BBM. Seperti yang kita ketahui, BBM digunakan di berbagai bidang. Selain sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, BBM juga digunakan untuk bahan bakar dapur, pelarut, pelumas, dll. Penggunaan terbesar BBM dilakukan oleh para pemilik kendaraan bermotor. Jumlah BBM bersubsidi yang disediakan pemerintah Indonesia tahun 2014 sekitar 46 juta kiloliter. Namun jumlah kendaraan bermotor di Indonesia juga terbilang sangat banyak. Peningkatan jumlah kendaraan tahun 2012 ke 2013 berkisar 11%, yaitu dari 94,299 juta unit menjadi 104,211 juta unit, dimana didominasi oleh sepeda motor (86,253 juta unit), mobil penumpang (10,54 juta unit), mobil barang (truck, pickup, dan lainnya) (5,156 juta unit). Apabila persentase peningkatan jumlah kendaraan di tahun 2012-2013 kita gunakan untuk tahun ini, maka jumlah kendaraan di tahun 2014 bisa mencapai 115,674 juta unit.
Berbagai hal telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya dengan pembatasan BBM bersubsidi. Langkah ini bertujuan untuk membatasi jumlah penggunaan BBM bersubsidi sehingga para pengguna kendaraan bermotor beralih ke BBM non subsidi. Dampak positif yang akan tercapai adalah menjaga kestabilan cadangan BBM Indonesia hingga akhir tahun dan meningkatkan anggaran APBN Indonesia, juga dapat mengurangi polusi yang dihasilkan oleh BBM bersubsidi. Sayangnya bukannya pengguna kendaraan bermotor beralih ke BBM non bersubsidi, melainkan berburu bbm bersubsidi secara besar-besaran sehingga menimbulkan kelangkaan BBM di banyak SPBU. Pada akhirnya PT Pertamina (Persero) kembali melakukan normalisasi jumlah pasokan BBM bersubsidi dari 46 juta kilo liter menjadi 48 juta kiloliter.
Pemerintah Indonesia harus berinisiatif melakukan tindakan untuk mengganti penggunaan BBM menjadi bahan bakar yang dapat diperbahrui dan murah. Salah satu solusi yang tepat adalah dengan mengalihfungsikan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak menjadi kendaraan berbahan bakar listrik. Mobil listrik memiliki banyak manfaat, diantaranya:
1. Mobil listrik merupakan kendaraan ramah lingkungan
Mobil listrik menggunakan energi listrik sebagai bahan bakar utamanya. Sebagaimana kita tahu zat buangan mobi listrik tidak menghasilkan polusi yang dapat mencemari lingkungan serperti mobil berbahan bakar fosil. Sehingga penggunaannya dalam skala besar dapat mengurangi jumlah pencemaran udara secara signifikan.
2. Mobil listrik merupakan kendaraan yang hemat energi dan uang
Dalam jangka panjang penggunaan mobil listrik lebih murah dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Penggunaan listrik sebagai bahan bakarnya menjadikan mobil ini lebih hemat. Listrik merupakan SDA yang dapat diperbaharui oleh pembangkit listrik. Selain itu harga listrik jauh lebih murah dibanding harga bahan bakar fosil. Untuk penggunaan mobil listrik dalam jarak 120 km hanya dibutuhkan biaya sebesar 75 ribu rupiah.
3. Mobil listrik menghemat APBN
Seperti poin sebelumnya penggunaan mobil listrik dapat menghemat pengeluaran. Sebagaimana kita ketahui penyediaan BBM bersubsidi oleh pemerintah Indonesia berdampak besar pada APBN Indonesia setiap tahunnya. Dengan mengganti mobil berbahan bakar fosil dengan mobil listrik dapat memangkas jumlah penyediaan BBM bersubsidi sehingga mengatasi masalah krisis BBM.
Selain memiliki kelebihan mobil listrik juga memiliki kekurangan, diantaranya:
1. Jarak tempuh yang pendek
Hingga saat ini, mobil listrik memilik jarak tempuh sebesar 120 km sekali pengisian (charge). Jarak yang pendek jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar fosil. Beberapa negara sedang mengembangkan teknologi batere untuk mobil listrik agar mampu menyimpan lebih banyak energi.
2. Kecepatan yang terbatas
Mobil listrik hanya mampu mencapai kecepatan 60 km/jam. Hal ini diakibatkan berat batere pada mobil listrik yaitu berkisar 1100 pounds (500 kg)
3. Lamanya waktu pengisian (Charge)
Dalam sekali pengisian hingga batere terisi penuh, mobil listrik membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Waktu yang sangat lama jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar fosil yang hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit. Namun di beberapa negara hal ini sedang dikembangkan.
Mobil listrik merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah krisis BBM. Tinggal bagaimana pemerintah mengambil tindakan yang tepat untuk mewujudkan penggunaan mobil listrik di dalam negeri tanpa menimbulkan penolakan oleh masyarakat. Indonesia memiliki banyak putra-putri bangsa yang memiliki potensi mengembangkan teknologi mobil listrik jika diberi kesempatan. Semoga Indonesia dapat mewujudkannya di tahun 2016 sebagai mana yang disampaikan oleh menristek.
Viva la Scientia!
Sumber:
http://bisnis.liputan6.com/read/2096764/pertamina-normalkan-pasokan-bbm-subsidi-mulai-malam-ini